Berkah Untuk Petani dari Bengawan Solo
jpnn.com, TUBAN - Musim kemarau panjang menjadi berkah tersendiri bagi para petani di sekitar daerah aliran sungai Bengawan Solo, Kabupaten Tuban.
Para petani yang rata-rata korban banjir awal tahun lalu itu kini bisa bercocok tanam setelah lahan mereka berubah menjadi rawa.
Seperti yang dirasakan para petani korban banjir di Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Tuban.
Para petani bersemangat mengolah lahan mereka yang sebelumnya berubah menjadi rawa dan terbengkalai akibat dampak banjir Bengawan Solo, awal tahun lalu.
Namun kini, genangan air yang sebelumnya menutup habis puluhan hektar sawah mereka mulai mengering.
Para petani pun mulai sibuk mengolah dan membajak sawah mereka untuk ditanami padi.
Hartono salah satu petani mengaku menyambut antusias musim kemarau ini.
"Kami senang bisa kembali bercocok tanam, dengan harapan dapat memperoleh hasil yang melimpah, seperti musim kemarau tahun lalu," ujar Hartono.
Desa Ngadipuro ini, merupakan salah satu desa terparah dilanda banjir Bengawan Solo awal tahun lalu.
Banjir membuat puluhan hektar sawah petani rusak dan berubah menjadi rawa sehingga tidak dapat ditanami.
Kini di musim kemarau ini, para petani setempat mencoba memanfaatkan lahan tersebut untuk ditanami padi.(pul/jpnn)
Banjir Bengawan Solo membuat lahan jadi rawa untuk pertanian
Redaktur & Reporter : Natalia
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau
- BMKG Ingatkan Waspada Potensi Karhutla di Wilayah NTB
- BMKG Minta Warga di Manggara Barat Waspada Gelombang Tinggi pada Musim Kemarau
- BPBD Sumsel Ajukan 10 Helikopter Untuk Antisipasi Karhutla