Berkarir 13 Tahun, Tidak Punya Uang, tapi Dipercaya Orang

"Waktu kembali menjadi pengusaha itu, modal saya cuma nekat," lanjut pria kelahiran London tersebut mantap.
Tidak main-main, perusahaan yang dia rintis tersebut bergerak di bidang pengeboran minyak. Itu berarti membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena itu, mau tidak mau, Banyu harus mempunyai dana yang cukup besar sebagai modal. Setelah dana terkumpul, dia mengakuisisi sebuah perusahaan pengeboran minyak yang "sakit" menjadi perusahaan yang bergairah kembali dalam usaha.
Masa-masa awal berusaha lagi itulah yang dirasakan susah oleh Banyu. Sebelum mengakuisisi perusahaan minyak tersebut, dia nyaris tidak memiliki modal. "Uang di ATM tinggal Rp 3,8 juta," ucap sulung dua bersaudara itu.
Tidak disangka, Banyu ditawari seorang sahabatnya untuk mengakuisisi perusahaan minyak yang sedang kolaps. Perusahaan itu memang sedang sakit, namun dinilai punya potensi besar untuk berkembang. Hanya, Banyu harus bisa mencari dana segar setidaknya USD 7 juta. Merasa tertantang, dia pun menyanggupi tawaran temannya tersebut.
Maka, dia pun harus ke sana-kemari mencari dana pinjaman untuk "menyembuhkan" perusahaan tersebut. Dia menghubungi relasi-relasi bisnisnya maupun kenalan ayahnya. Tapi, sampai tiga bulan tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, modal awal berhasil didapatkan. Bermodal kepercayaan, pengusaha Arifin Panigoro bersedia meminjamkan equity senilai USD 1,25 juta. "Saya masih ingat, sebelum ngadep (Arifin Panigoro), saya dan teman saya berdoa mulai siang di Masjid Al Azhar," kenangnya.
"Itu hari saya nggak lupa. Saya pikir kami (Banyu dan sahabatnya, Red) udah gila, jadi ketawa-ketawa sendiri," tambahnya lantas tertawa.
Usaha dan kerja keras Banyu serta kawannya membuahkan hasil. Perusahaan pengeboran minyak tersebut makin berkembang. Namun, dengan satu alasan, Banyu kemudian memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu dan mencari partner bisnis baru. Bersama partner barunya itulah karir Banyu sebagai pengusaha makin melesat hingga akhirnya berada di posisinya saat ini.
Terjun di dunia usaha pada usia muda membutuhkan keberanian dan mental baja. Setidaknya, hal itu pernah dirasakan Banyu Biru Djarot, direktur salah
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu