Berkat Cacing, Sukarda Bisa Sekolahkan Anak Hingga Jadi Anggota TNI AL
Hingga saat ini Sukarda sudah memiliki langganan tetap yang membeli cacing di tempatnya. Menurutnya, untuk di wilayah Bali sejauh ini permintaan belum terlalu tinggi.
Dalam sebulan biasanya Sukarda bisa menjual 2-3 kwintal cacing dengan harga Rp 50 ribu per kilogramnya, sedangkan untuk bibit mencapai Rp 200 ribu per kg.
“Sementara di sini sih tidak begitu kewalahan,” ujarnya.
Cacing yang dibudidayakan pensiunan TNI yang terakhir bertugas di Koramil Penebel ini sudah dikirim ke Denpasar, Dalung, Ubung, Singaraja, Jegu, dan sekitarnya.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal diperlukan pemeliharaan yang baik. Cacing tidak boleh sampai terlambat diberikan makanan yakni rutin dua kali sehari dengan pakan yang terbuat dari campuran dedak, ampas tahu, serta limbah dapur seperti sisa sayur dan makanan.
Di samping itu juga perlu diperhatikan hama pengganggu seperti semut dan tikus. Berkat ketekunannya dalam berbudidaya cacing, Sukarda bahkan bisa menyekolahkan kedua putranya hingga tingkat Sarjana.
Putra pertama Sukarda, I Wayan Agus Apriana, 32, bahkan seorang TNI AL yang kini bertugas di Pusjarah Mabes TNI Jakarta dengan pangkat kapten.
Sedangkan putra keduanya I Kadek Budi Karmawan, 30, merupakan sarjana jurusan Enginering Otomotif, yang akhirnya memutuskan untuk menekuni budidaya cacing seperti sang ayah.
MENDENGAR nama cacing, sebagian banyak orang akan terbayang pada binatang kecil yang membuat geli atau bahkan jijik. Namun, tidak bagi keluarga di
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara