Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing
Dapat Rp 6 Juta Per Hari, Mulai Berani Kredit Mobil
Jumat, 25 November 2011 – 00:11 WIB

Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing
Ketika disinggung ke mana perginya perempuan itu, Liyer hanya tertawa. Dia lalu berkelit dengan melanjutkan perannya sebagai peramal. "Kakek ini punya pengalaman. Jadi berani cerita. Tapi kalau kakek salah, jangan dimarahi," katanya.
Sebelum giat membaca tangan, Liyer membuka praktik penyembuhan penyakit. Karena itu, di depan rumahnya tertulis papan nama Medicine Man. Liyer juga seniman karena kerap membuat karya lukis. D
"Dulu hari Minggu kakek melukis. Terkenal juga, sehingga dapat penghargaan dari kabupaten, juga mantri (menteri) kebudayaan. Kira-kira lima bulan lalu dipanggil untuk dikasih penghargaan di bidang kesenian," paparnya.
Sekarang, terlebih dengan banyaknya pasien, kata Liyer, melukis sudah tidak bisa dilakukan. "Sekarang kakek sudah tua. Kalau melukis, mata saya juga sudah kurang (tajam). Tapi, kakek senang meramal," ucapnya.
Gara-gara namanya ditulis di dalam novel terkenal berjudul Eat, Pray, Love, sosok Ketut Liyer didatangi para tamu di rumahnya di kawasan Ubud, Bali.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu