Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing
Dapat Rp 6 Juta Per Hari, Mulai Berani Kredit Mobil
Jumat, 25 November 2011 – 00:11 WIB
I Nyoman Latra, 60, putra tunggal Liyer, mengatakan, pasien pernah mencapai 40 orang dalam sehari. Namun, karena berakibat pada menurunnya kondisi Liyer, jumlah pasien akhirnya dibatasi. "Waktu operasi (kencing batu) itu habis Rp 50 juta," tutur pria yang menjadi guru kesenian di SMPN 1 Sukawati itu.
Latra membenarkan bahwa sebelumnya Liyer giat melakoni pekerjaannya sebagai pelukis. Namun, jauh sebelum itu dia seperti orang pintar. "Dulu dukun juga, mengobati orang. Kalau ada upacara keagamaan, kakek yang bisa bimbing," tuturnya.
Kini, kata Latra, Liyer sangat menikmati peran sebagai peramal. Mayoritas pasien, sekitar 75 persen, adalah wisatawan asing.
Sisanya wisatawan domestik. Dua tahun lalu Latra memutuskan mengalokasikan sebagian rezeki dari kedatangan para pasien itu untuk membeli mobil Daihatsu Terios secara kredit. "Supaya kakek bisa bepergian ke mana-mana," katanya.
Gara-gara namanya ditulis di dalam novel terkenal berjudul Eat, Pray, Love, sosok Ketut Liyer didatangi para tamu di rumahnya di kawasan Ubud, Bali.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408