Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing

Dapat Rp 6 Juta Per Hari, Mulai Berani Kredit Mobil

Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing
Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing
   

I Nyoman Latra, 60, putra tunggal Liyer, mengatakan, pasien pernah mencapai 40 orang dalam sehari. Namun, karena berakibat pada menurunnya kondisi Liyer, jumlah pasien akhirnya dibatasi. "Waktu operasi (kencing batu) itu habis Rp 50 juta," tutur pria yang menjadi guru kesenian di SMPN 1 Sukawati itu.

   

Latra membenarkan bahwa sebelumnya Liyer giat melakoni pekerjaannya sebagai pelukis. Namun, jauh sebelum itu dia seperti orang pintar. "Dulu dukun juga, mengobati orang. Kalau ada upacara keagamaan, kakek yang bisa bimbing," tuturnya.

   

Kini, kata Latra, Liyer sangat menikmati peran sebagai peramal. Mayoritas pasien, sekitar 75 persen, adalah wisatawan asing.

Sisanya wisatawan domestik. Dua tahun lalu Latra memutuskan mengalokasikan sebagian rezeki dari kedatangan para pasien itu untuk membeli mobil Daihatsu Terios secara kredit. "Supaya kakek bisa bepergian ke mana-mana," katanya.

Gara-gara namanya ditulis di dalam novel terkenal berjudul Eat, Pray, Love, sosok Ketut Liyer didatangi para tamu di rumahnya di kawasan Ubud, Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News