Berkat Teka-teki Silang, 550 Mahasiswa Binus Masuk Buku Rekor Dunia
Salut, Nol Rupiah untuk Penjurian di Guinness World Records
Rabu, 23 Februari 2011 – 08:08 WIB
Enricko menuturkan, Guinness sejatinya menyodorkan dua alternatif penjurian. Selain korespondensi, mereka bisa mendatangkan juri langsung dari Inggris. Syaratnya, juri tersebut harus didatangkan dengan penerbangan kelas bisnis, menginap di hotel bintang empat, plus beberapa fasilitas lain. "Kami hitung, habisnya Rp 20 juta" Rp 30 juta," kata Ciata Wijaya, mahasiswa jurusan sistem informasi, yang juga aktivis BNEC.
Lantas, berapa biaya yang harus dibayar untuk penjurian via korespondensi" "Nol rupiah," kata Ciata. Dia menambahkan, Guinness bekerja secara profesional. Mereka tidak menuntut upah untuk setiap rekor yang didaftarkan. Yang ditanggung hanya ongkos pengiriman berkas-berkas verifikasi dari Indonesia ke Inggris. Sertifikat dan surat ucapan selamat dikirim ke Indonesia oleh Guinnesss secara cuma-cuma.
Guinness baru memasang tarif jika pendaftar rekor meminta sertifikat lagi. Setiap sertifikat dibanderol GBP 15 atau setara Rp 214 ribu. Itu belum termasuk ongkos kirim. "Soalnya kita nggak boleh menggandakan sendiri sertifikatnya. Kan ada hak ciptanya," kata Ciata. (c5/c4/kum)
Universitas Bina Nusantara (Binus) patut berbangga. Melalui kreativitas mahasiswanya, kampus di Jakarta itu masuk dalam Guinness World Records (rekor
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408