Berkelana Menelusuri Lorong-Lorong Rumah Rayap
Minggu, 13 Januari 2013 – 18:05 WIB
Saat ini, isu Olympic Games Tokyo itu mulai dipopulerkan melalui kereta ini pula. Di dinding-dinding gerbong, ditempel stiker Jepang kandidat tuan rumah Olimpiade 2020. Sebenarnya masih jauh, 7 tahun lagi. Tetapi saat ini sudah ditampilkan logo dan kesiapan fasilitas negeri ini menjadi tuan rumah yang baik. Termasuk gerbong Nozomi, generasi Shinkanshen 1992 terbaru yang awal tahun itu saya tumpangi, dari Tokyo ke Kyoto, yang hanya ditempuh 2 jam 20 menit.
Lagi-lagi saya teringat, saat awal-awal Andi Malarangeng menjabat Menpora, dan PSSI Nurdin Halid dilanda kisruh tiga tahun silam. Di mana-mana di jalan protokol di Jakarta terbentang spanduk-spanduk “Dukung Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022!” Di dunia maya juga beredar, Gerakan 200 juta masyarakat Indonesia dukung menjadi tuan rumah The World Cup 2022. Spiritnya sama dengan Jepang, kandidat tuan rumah Olympic Games 2020, yang saat ini digelorakan di seluruh Jepang.
Bedanya, mereka serius, dan menjawab keraguan public dunia dengan menampilkan infrastruktur, venues, transportasi, akomodasi, teknologi komunikasi, organizing dengan lengkap dan detail. Termasuk logo dan gerakan sosialisasinya. Di Indonesia, kala itu, hanya slogan-slogan untuk kepentingan politis! Untuk mencari pengaruh, untuk mempertontonkan perhatiannya kepada dunia sepak bola, yang massanya besar. Bukan betul-betul berniat untuk menjadi host, yang harus memiliki stadion berstandar dunia?
Ah, jangan dibandingkan lah. Tidak equal, tidak satu level, tidak apple to apple. Tempatkan saja, Jepang sebagai contoh yang baik, dalam membangun sarana transportasi publik, mengatasi kemacetan dan keruwetan di jalan raya, membangun kereta bawah tanah, kehidupan di atas dan bawah tanah yang seimbang, fasilitas public yang nyaris sempurna, dan mempromosikan program dengan cara yang elegan, tersosialisasi dengan baik, dan tidak mengada-ada.
Selama hidup di Negeri Samurai, yang melintas di benak, saya seperti sedang menjalani masa metamorfose menjadi geng rayap. Lebih banyak menghabiskan
BERITA TERKAIT
- Batal Didatangi Massa Buruh, Balai Kota DKI Lengang
- Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
- Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
- Agar Abadi, Tetaplah Menjadi Bintang di Langit
- Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
- Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing