Berkorban demi Rakyat, Pak Presiden Nyatakan Siap Jadi Cawapres

Para kritikus Duterte meyakini bahwa dia dapat membuat permainan untuk mempertahankan kekuasaan melalui kursi nomor dua di negara itu, dengan mengambil alih sebagai presiden jika sekutunya Go menang dan kemudian mengundurkan diri.
Duterte, yang menggambarkan dirinya sebagai presiden yang tanpa keinginan untuk berkuasa, dalam beberapa kesempatan mengatakan dia ingin Go menjadi penggantinya.
Dukungan Duterte untuk Go pada 2019 telah membantu Go menjadi senator, yakni sebuah jabatan yang ia emban di samping tugasnya sebagai ajudan pribadi Duterte.
Go telah menjadi asisten terdekat pria berusia 76 tahun itu sejak akhir 1990-an, yakni saat Duterte menjadi anggota kongres yang mewakili Kota Davao di selatan Filipina.
"Saya masih tidak tertarik (di kursi kepresidenan)," kata Go, yang memimpin komite kesehatan senat, kepada Reuters.
"Urusan vaksin dulu, sebelum politik," tambahnya.
Duterte mengatakan dia ingin melindungi dirinya dari kemungkinan tindakan hukum saat dia telah meninggalkan kantor kepresidenan.
Tindakan hukum itu dapat termasuk kemungkinan penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
Presiden yang mengaku tak punya hasrat untuk berkuasa ini mengaku siap dicalonkan sebagai cawapres
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Detik-Detik Penangkapan Kapal Ikan Filipina di Talaud
- Penangkapan Duterte Munculkan Kritik Terhadap Rezim Marcos Jr
- Duterte Disebut Sebagai Sosok Tegas & Tidak Pandang Bulu dalam Memberantas Narkoba
- Penangkapan Duterte, Tinjauan Tentang Kedaulatan Negara dan Yurisdiksi ICC
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara