Berkunjung di Pesantren Jibril di Lotim
Selasa, 01 September 2009 – 10:19 WIB
Berkunjung di Pesantren Jibril di Lotim
Nama Abu Jibril sudah tidak asing di telinga masyarakat awam, terutama di sekitar Desa Korleko. Namun tokoh pendiri ponpes yang dipimpin oleh adiknya, Tafaul, itu jarang berada di kampung halamannya. Dia lebih banyak berada di luar Lombok. Jamal mengakui, dulu Ponpes Daarul Syifaa" sedikit tertutup. Namun seiring berjalannya waktu ponpes ini mulai terbuka. Masyarakat sekitar juga tidak banyak yang mengetahui aktivitas Abu Jibril. Sebab sejak kecil dia sudah bersekolah di luar daerah, hingga meraih sarjana pertanian pada salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta.
Sebagian masyarakat hanya mengetahui, setelah bersekolah, Abu Jibril pulang kampung dan mendirikan madrasah. "Sebatas itu saja yang saya tahu," tambahnya.Sementara itu, suasana religi tampak jelas di lingkungan ini. Ketika koran ini berkunjung, kebetulan pada siang itu telah memasuki waktu salat Zuhur. Tanpa diperintah masyarakat segera menghentikan segala aktivitasnya. Mereka segera menuju mushala yang jaraknya sekitar 150 meter dari kediaman Ustadz Tafaul. Usai berwudhu, para jamaah menanti Tafaul yang selalu menjadi iman di sana. "Mari kita salat dulu, nanti kita sambung," ajak Tafaul dengan bijak.
Usai salat, perbincangan dengan Ustadz Tafaul pun berlanjut. Dia mengaku, kakaknya Abu Jibril beserta keluarga kadang-kadang pulang kampung pada saat Lebaran. Namun Tafaul sangsi kalau pada lebaran tahun ini, saudara kandungnya bisa mudik. Apalagi M Jibril yang kini ditahan polisi.Meski demikian, dia yakin bahwa keponakannya itu akan tetap istiqomah menjalani semua cobaan ini. "Kelurga beliau (Abu Jibril, red) sedang diberi cobaan oleh Allah. Sepertinya tahun ini kami tidak bisa berkumpul," keluhnya. (*)
Muhammad Jibril adalah putra pertama Abu Jibril, pendiri Pondok Pesantren Islam Daarusy Syifaa" di Dusun Tirpas, Desa Korleko, Kecamatan Labuhan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara