Berkunjung ke Diaolou, Simbol Kekayaan Imigran Tiongkok

Rukunkan Empat Istri untuk Diskusi soal Anak

Berkunjung ke Diaolou, Simbol Kekayaan Imigran Tiongkok
Sejumlah Diaolou di kawasan Kaiping, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Diaolou rata-rata dibangun pada dekade 1920an-1930-an. Foto : Anggit Satriyo/Jawa Pos
 

Pemerintah mengambil alih perawatan bangunan-bangunan bersejarah itu karena rata-rata ahli warisnya sudah tak tinggal di Tiongkok lagi. Sebenarnya, terang Iris, para imigran Tiongkok yang membangun diaolou-diaolou itu bermaksud pulang kampung.

 

Namun, mereka membatalkan niat tersebut karena longgarnya kebijakan imigrasi di negara-negara tempat mereka sukses merantau, misalnya Kanada. "Jadilah para saudagar kaya itu dan keturunannya berdomisili di sana," katanya.

 

Pemerintah setempat pun akhirnya memanfaatkan diaolou-diaolou itu sebagai tempat jujukan wisata. Untuk memperjelas nilai kandungan sejarah, orisinalitas bangunan dijaga betul, dilengkapi ruang pamer dokumentasi. Di diaolou milik Xie Wei Li tadi, contohnya, bisa ditemukan foto lawas yang memperlihatkan kunjungan pejabat Partai Komunis Tiongkok di tempat tersebut.

 

"Selama ini berkunjung ke Tiongkok yang selalu dipandang adalah Beijing. Tapi, lihat saja, kota kecil seperti Kaiping ini ternyata memiliki bangunan dengan arsitektur hebat. Tak menyangka ternyata sangat istimewa," ujar Ho Weng Leong, seorang turis asal Malaysia, yang ditemui Jawa Pos. 

Diaolou adalah rumah sekaligus benteng dengan arsitektur gabungan Tiongkok-Barat dan memiliki nilai sejarah tinggi. Berikut laporan wartawan Jawa

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News