Berkunjung ke 'Rumah' Andatu, Bayi Badak yang Jadi Sorotan Dunia

Programkan Kehamilan Kedua via Kawin Suntik dan Kloning

Berkunjung ke 'Rumah' Andatu, Bayi Badak yang Jadi Sorotan Dunia
Andatu sedang bersama Ratu, ibunya. Foto : SRS for Jawa Pos
Jika pas masa subur tersebut si badak jantan loyo, otomatis perkawinan tak bisa terjadi. Begitu pula sebaliknya. Jika pada masa subur itu si betina tidak mau menjalankan ritual "foreplay" untuk memancing gairah badak jantan, "making love" pun tak berlangsung.

 

Sulitnya pembiakan badak itulah yang membuat kelahiran Andatu sangat disyukuri. Saat ini, populasi badak sumatera di habitat aslinya tinggal 200 ekor. Di luar habitat, ada 10 ekor, termasuk empat yang saat ini berada di SRS. Enam lainnya berada di Sabah, Malaysia (tiga ekor), dan AS (tiga ekor).

 

Karena itu pula, kawasan SRS belum bisa dibuka untuk umum. Penangkaran badak tersebut hanya dibuka untuk keperluan riset, publikasi, serta kebijakan pemerintah. Memasukinya pun perlu izin khusus. "Kalau jumlah badak di sini mencapai 10 saja, baru bisa dilihat masyarakat umum," kata Dedi.

 

Mencapai SRS pun tak mudah. Jalannya merupakan perpaduan aspal mulus dengan bebatuan terjal, sekitar 9 kilometer dari mulut TNKW menuju resor Way Kanan. Karena TNWK bukan kategori hutan gunung, mulut kawasan itu terlihat kering. Setiap angin berembus, debu agak pekat langsung semburat.

 

Andatu, bayi badak pertama di dunia yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran dalam 124 tahun terakhir, tumbuh sangat sehat. Kalau sudah punya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News