Berkunjung ke Toko Daur Ulang di Hobart
Menurut Rena Dare, para pengunjung bisa menjelajahi pekarangan yang dipenuhi patung-patung seni tersebut sebelum akhirnya masuk ke dalam toko.
Toko ini kadang juga menerima kunjungan murid sekolah yang ingin melihat bagaimana menerapkan konsep kehidupan berkelanjutan.
"Ini isu penting abad ke-21 yang harus kita tangani," ujarnya.
Patung yang berbuat dari besi bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
"Australia termasuk salah satu negara terkaya dan ini bisa terlihat dari barang-barang yang dibuang," tambahnya.
"Sampah atau barang yang dibuang itu lebih menyangkut manusia, karena bagi alam sebenarnya tidak ada sampah," jelasnya Rena.
"Kalau anda sudah tidak menghendaki lagi suatu barang, bawalah ke tempat pembuangan atau tempat daur ulang sebab seseorang akan menggunakannya," katanya.
Karya seni ini disebut Serendipity Complex. (Foto: ABC/Carol Raabus)
Tiga aspek kehidupan berkelanjutan - masyarakat, lingkungan dan ekonomi - kesemuanya diterapkan melalui karya seni di sebuah toko bernama Recovery
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'
- Dua Pemegang WHV Asal Indonesia Meninggal di Australia Barat
- Alasan Perdagangan Bayi dan Anak di Indonesia Sulit Diberantas
- Warga Mengerubuti Hotel Tempat Liam Payne Ditemukan Meninggal