Berkunjung ke Toko Daur Ulang di Hobart
Selasa, 10 Mei 2016 – 15:00 WIB
Toko Recovery Shop meminta pembuatan patung baru tahun ini, untuk ditambahkan ke koleksi mereka.
"Idenya tahun ini bersumber dari diskusi di Paris mengenai perubahan iklim," kata Rane Dare.
Karya seni dari mainan bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
"Tempat pembuangan barang bekas ini bukan sekadar masalah lingkungan, atau ekonomi tapi sekaligus masalah sosial," katanya.
"Orang hanya berpikir bahwa hanya negara kepulauan di Pasifik yang akan terdampak perubahan iklim. Tapi jangan lupa Manhattan, atau Venice, serta kota pelabuhan lainnya," tambah Rane.
"Ini masalah negara-negara dunia pertama," katanya.
Toko Recovery Shop di Hobart.
Tiga aspek kehidupan berkelanjutan - masyarakat, lingkungan dan ekonomi - kesemuanya diterapkan melalui karya seni di sebuah toko bernama Recovery
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'
- Dua Pemegang WHV Asal Indonesia Meninggal di Australia Barat
- Alasan Perdagangan Bayi dan Anak di Indonesia Sulit Diberantas
- Warga Mengerubuti Hotel Tempat Liam Payne Ditemukan Meninggal