Berlian Panas

Oleh: Dahlan Iskan

Berlian Panas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak semua negara punya keberuntungan seperti Indonesia.

Itu dulu.

Dengan keberhasilan uji coba di Amerika bulan lalu, semua negara punya panas bumi. Termasuk Indonesia.

Hanya saja, itu tadi, mengebor sumurnya harus lebih dalam. Perlu biaya lebih besar. Perlu alat bor yang kebandelannya melebihi kepala batu. Tidak bisa lagi hanya dengan seorang Inul Daratista.

Mata bornya harus terbuat dari diamond. Berlian. Lebih keras dari batu.

Itu sudah biasa di dunia geologi. Berlian tidak hanya untuk perhiasan. Diamond justru untuk menembus batu keras di kedalaman 15 km di perut bumi.

Batu itu, seberapa pun kerasnya, masih punya pori-pori. Kalau air bisa dimasukkan ke lubang batu itu, lalu ditekan, airnya akan merayap ke mana-mana. Menjadi air panas.

Pengeboran pertama dimaksudkan untuk memasukkan air dari atas bumi. Ke perut bumi. Lewat lubang sedalam 15 km. Sambil airnya ditekan. Agar mampu memasuki retakan dan pori batu lebih banyak.

Ini masih lama jadi kenyataan, tetapi sudah mulai berhasil dicoba: listrik panas bumi gaya baru. Panas bumi itu didapat dari perut bumi. Kedalaman 15 km.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News