Bermaksud Olah Buah Anggur Malah Jadi Bom
Minggu, 07 April 2013 – 00:16 WIB
"Ferran Adria adalah salah satu yang terhebat di molecular gastronomy," ucap Andrian sambil menunjuk foto berukuran 30x40 cm yang menempel di dinding "laboratorium"-nya.
Tahap berikutnya, Adrian mulai berburu peralatan dan bahan-bahan. Karena di Indonesia belum ada, alat dan bahan harus diimpor melalui distributor peralatan laboratorium di Jakarta. Begitu alat dan bahan siap, eksperimen dimulai. Tidak butuh waktu lama bagi Adrian untuk menyerap dan menguasai ilmu itu. Bahkan, dia langsung mempraktikkan menu istimewa tersebut di Restoran Namaaz Dining yang dibukanya pada Mei 2012. Resto itu berada di lantai 2 Restoran Magali yang juga miliknya.
Sejak awal, Adrian mengusung konsep molecular gastronomy untuk masakan Indonesia. Tentu hal itu tidak ada dalam buku referensinya. Beruntung, hobinya dalam seni musik dan seni lukis membuat otaknya terampil berkreasi dan berimajinasi. Kuliner khas, seperti oncom, asinan betawi, mi aceh, hingga sate klopo khas Surabaya, diolah dan disajikan dengan cara yang benar-benar berbeda.
Namun, di antara sekian banyak imajinasi eksperimennya itu, ada beberapa jenis kuliner yang hingga kini belum bisa diciptakannya. Bahkan, salah satunya pernah membuat Andrian hampir celaka. Apa itu?
Dapur memasak dan laboratorium fisika-kimia ibarat dua dunia yang berbeda. Molecular gastronomy memadukan keduanya. Hasilnya, terciptalah menu kuliner
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala