Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam

Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Keesokan harinya dan hari-hari berikutnya saya berupaya mencari ban luar dengan ukuran yang sesuai. Tapi, kenyataannya, ukuran ban sepeda saya memang tidak lazim dan belum banyak digunakan orang kecuali di kota besar. Puncak dari gangguan ban luar yang cukup melelahkan itu terjadi sehari sebelum mencapai kota Sevilla, Spanyol.

 

Sesaat setelah beristirahat siang saya bermaksud melanjutkan perjalanan. Terlihat ban roda depan menggembung tidak wajar. Saya merasa ditantang berpikir keras untuk mengatasinya. Satu-satunya cara ialah menjahit ban tersebut dengan menggunakan kawat. Dengan solusi itu, roda itu ngambek lagi setelah saya kayuh 12 kilometer.  Tidak putus asa, kali ini jahitan saya lapis dengan aluminium.

 

Setelah pedal saya kayuh, ban itu tetap tidak optimal. Padahal, saat itu cuaca panas sekali. Tidak ada tempat berteduh yang layak untuk memperbaiki. Tapi, saya terus berusaha bertahan. Keringat pun tidak lagi menetes, melainkan mengucur deras hingga membuat perih mata. Ban yang sudah dhedhel dhuwel itu saya jahit lagi dengan rapi sehingga jahitan tidak ada yang keluar ban. Saya bersyukur bisa menaklukkan hari yang berat itu sebelum mencapai kota Sevilla. Sekitar pukul 21.30, sebelum matahari menghabiskan sinarnya (di Eropa saat ini siang berlangsung lebih panjang), saya bisa mendirikan tenda.

 

Saya mendapatkan kebahagiaan tak terkira sewaktu menemukan toko dan mendapatkan ban baru yang sesuai dengan ukurannya. Kegirangan saya berlanjut saat disambut keindahaan kota Sevilla. Rupanya Tuhan selalu memberikan hadiah terbaik kalau kita mau berupaya. Terima kasih, Tuhan.

 

Setelah 48 hari mengayuh pedal, pengelana bersepeda asal Malang yang kini tinggal di Bandung, PAIMO HERTADIMAS, menyelesaikan perjalanan melintasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News