Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam

Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Setelah menyelesaikan rute Andalusia (wilayah selatan Spanyol yang dahulu pernah menjadi bagian wilayah kekhalifahan Islam), saya menyeberangi Selat Jibraltar (Jabal Al Tarik) di Laut Mediterania yang memisahkan Spanyol dan Maroko (Afrika).

 

Seperti yang terjadwal sejak berangkat, salah satu tempat yang menjadi obsesi saya di Maroko adalah Gunung Toubkal (Jbel Toubkal) yang merupakan gunung tertinggi (4.167 meter di atas permukaan laut) di kawasan Pegunungan Atlas, Afrika Utara. Tapi, karena beberapa kendala, saya pesimistis bisa mendaki gunung ini. Salah satu penyebabnya adalah ransel yang tidak bisa saya ambil dari Kantor Pos Ceuta, Spanyol.

 

Namun, peluang itu akhirnya datang juga. Pada Senin (9/8), saya bermaksud mengunjungi kota Marrakes dan Casablanca dengan diantar anggota PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Maroko, yaitu M. Sabiq Al Hadi, 25, dan Islahudin Fahmi, 18. Dalam perjalanan menuju Marrakes dengan menggunakan kereta api selama hampir 5 jam itulah, hasrat melakukan pendakian muncul lagi. Kebetulan saya sendiri sudah hafal luar kepala kota maupun rute yang bakal kami lalui.

 

Setiba di Marrakes, kami bertiga makan malam di sebuah kafe di kawasan lapangan Jemaa el Fna (Jemaa el Fna Square), lalu mencari warung internet buat melengkapi data yang kami perlukan. Setelah itu, kami bermalam di salah satu kamar kontrakan mahasiswa Indonesia di kota tersebut. Sebelum memejamkan mata, pikiran saya masih dipenuhi rencana apa yang harus dilakukan.

 

Setelah 48 hari mengayuh pedal, pengelana bersepeda asal Malang yang kini tinggal di Bandung, PAIMO HERTADIMAS, menyelesaikan perjalanan melintasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News