Bermodal Rp 15 Juta Bisa Dapatkan Uang Miliaran?
Setelah resmi menjadi santri, An rutin mengikuti pengajian di tempat itu. Sayangnya, dua bulan berselang, An belum mendapatkan uangnya dengan jumlah yang banyak. Dia pun bertanya kepada pengurus. "Saya disuruh bersabar dan menambah kembali uangnya lebih banyak lagi," bebernya.
An terus menambah investasinya ke Kanjeng Dimas. Karena bentuknya sedekah, semua uang yang diberikan itu tanpa ada kwitansi. Sudah ada ratusan juta uang yang diinvestasikan. Saat ditanya kapan kembaliannya, Kanjeng Dimas melalui pengurusnya malah meminta uang tambahan sebanyak mungkin.
"Kita disuruh meminjam terus. Katanya kalau tidak ditambah maka tidak dapat keuntungan dunia dan akhirat," jelasnya.
Setelah memaksa uang dikembalikan, An akhirnya mendapat tiga biji berlian dan “kantung macan”. Berlian itu diperkirakan senilai Rp3 miliar. Hanya saja, syaratnya, berlian itu harus terus disapu dengan minyak dari Kanjeng setiap saat. Berlian itu juga tidak boleh dijual sebelum masa waktunya.
"Istilahnya berlian itu belum ON. Nanti setelah ON baru berlian itu bisa menjadi asli," jelas dia.
Tidak hanya dimintai uang. Kanjeng Dimas juga meminta An untuk merekrut anggota baru. Ada banyak anggota yang tertarik. Mereka juga memberikan sedekah dalam jumlah banyak. Di tempat itu pula, An mengenal banyak tokoh masyarakat di Sulsel yang menjadi santri. Mereka diantaranya adalah Najmiah Muin dan anaknya Muhyina Muin. Ada pula beberapa anggota DPRD dan kepala daerah yang ikut nyantri. "Setahu saya Najmiah itu yang nilainya paling besar," jelasnya.
Setelah investasi terus terkumpul, santri yang direkrut juga semakin banyak, uang An pun tidak kunjung bertambah. Utang malah semakin bertumpuk. Posisi An pun menjadi terdesak setelah santri-santri yang berada di bawahnya menagihnya. An terpaksa menjaminkan rumahnya ke bank Rp400 juta. Uang itu untuk mengembalikan utang-utangnya ke rentenir dan mengganti uang para santri rekrutannya. "Itu mi, utang yang Rp30 juta tidak lunas-lunas. Justru malah tambah banyak," kata dia.
An baru sadar telah “tertipu” setelah mencoba membawa berlian itu ke pedagang emas di pasar sentral (Makassar Mall, red). Berlian itu ternyata palsu. Tidak ada yang mau membelinya dengan harga Rp50 ribu. Apalagi dengan nilai miliaran rupiah. "Setelah itu, saya baru sadar. Semua pemberian Kanjeng Dimas itu saya buang ke sungai," jelas dia.
An menambahkan, dia kemungkinan adalah santri pertama yang sadar atas penipuan itu. Kasus ini, kata dia, adalah salah satu bentuk hipnotis. Masih banyak santri lainnya yang belum sadar. Setelah kehilangan uang hingga miliaran rupiah, mereka tetap mencari pinjaman uang. "Kalau saya tidak salah, santrinya di Makassar itu ada seribu orang. Rata-rata mereka belum sadarkan diri," jelas dia. (fajar)
MAKASSAR -- Sosok Dimas Kanjeng Taat Prabu, cukup populer di Jawa Timur. Pria bertubuh tambun ini dikenal bisa menarik uang gaib. Pria yang lebih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius