Bermuatan Melayu Kontemporer, Candei Lepas Album Mini Perdana

Bermuatan Melayu Kontemporer, Candei Lepas Album Mini Perdana
Candei, grup musik folk/melayu asal Muara Enim. Foto: Dok. Demajors/BahasaIbuRecords

Saat itu masih menggunakan nama Candei Banaspati, tanpa ada niat untuk diteruskan sebagai proyek musik jangka panjang.

Sebagian besar anggota Candei aktif berkumpul di kolektif musik folk kota Palembang bernama Dangau Sesiar, yang juga menjadi rumah bagi kelompok musik seperti Hutan Tropis dan Diroad.

Karena kekerabatan itulah akhirnya secara resmi Candei berkumpul dan berkarya, di kota Muara Enim, pada 2020.

Secara resmi kelompok Candei terdiri dari Fram Prasetyo (gitar akustik, vokal), Putra Kusuma (gitar akustik nilon), Syahlan Loebis (perkusi), Triwibowo S. P. (suling), dan Fajrin Ramadani (akordeon).

Seluruh syair dalam lagu-lagu Candei ditulis oleh Fram dalam bahasa Besemah, yaitu bahasa dari suku Melayu Besemah yang mendiami beberapa wilayah Sumatera Selatan.

“Awalnya ingin menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi rekan-rekan mendorong saya untuk mengangkat bahasa daerah sebagai identitas. Bahasa Besemah adalah bahasa asli saya,” kata Fram yang hingga kini menetap di daerah asalnya, Kikim, Kabupaten Lahat.

Formula musik Candei diinspirasi oleh Batanghari Sembilan, irama musik petikan gitar tunggal lengkap dengan tradisi bertuturnya.

Dikenal juga sebagai tradisi Rejung atau Merejung, memberikan warna khas dalam setiap karya.

Candei, grup musik asal Muara Enim akhirnya meluncurkan album mini perdana yang berjudul Self Titled.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News