Berobat ke Klinik Bisa Bayar dengan Menukar Sampah
jpnn.com, SURABAYA - Bank Sampah Induk Surabaya mulai menggandeng pelayanan kesehatan. Nasabah bank sampah yang ingin berobat di layanan kesehatan tersebut bisa menggunakan sampah yang sudah ditabung. Namun, jumlah layanan kesehatan yang bekerja sama terbatas.
Sejauh ini baru dua klinik yang mengajukan kerja sama dengan Bank Sampah Induk Surabaya. Keduanya berada di sekitar area bank sampah tersebut, yakni Klinik Utama Welas Asih Medika dan Klinik Pratama Sebelas Medika di Ngagel.
Nasabah bisa menggunakan saldo yang dimiliki untuk mendapatkan layanan kesehatan atau pengobatan di dua faskes itu.
Humas Bank Sampah Induk Surabaya Nurul Chasanah menjelaskan, sistem yang digunakan adalah menggunakan saldo yang dimiliki nasabah.
Jika saldo sudah mencukupi, nasabah bisa menukarkan sejumlah saldo tertentu dengan kupon layanan kesehatan di salah satu klinik.
''Syaratnya memang harus punya saldo dulu baru bisa menukarkan dengan kupon,'' jelasnya.
Namun, cara tersebut memang akan membuat nasabah harus menabung ekstra. Sebab, nominal yang dibutuhkan sekitar Rp 50 ribu. Nurul menjelaskan, nominal itu setara jumlah sampah yang sangat banyak.
Misalnya, untuk botol plastik, dibutuhkan 15 kilogram sampah. Per kilogramnya bisa mencapai puluhan botol. Begitu juga dengan sampah kertas, dibutuhkan setidaknya 20 kilogram sampah.
Sejauh ini baru dua klinik yang mengajukan kerja sama dengan Bank Sampah Induk Surabaya.
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Jalankan Replikasi Bank Sampah Lampion di Tangerang
- Bank Mandiri & Kelompok Wanita Tani Bekerja Sama Ubah Sampah jadi Benda Bernilai
- Ketua Persit Kartika Chandra Kirana: Program Memilah Sampah Menabung Emas Pegadaian Sangat Bermanfaat
- Berkontribusi pada Pelestarian Lingkungan, Pegadaian Luncurkan Program Bank Sampah
- Pegadaian Bersama Persit KCK PCBS Kopassus Luncurkan Program Bank Sampah
- Gandeng Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia, Pegadaian Sebarkan Eco Enzyme di Danau Batur