Beromzet Rp12 Juta Per Bulan, Pemkot Bekasi Bentuk Koperasi Pegiat Maggot

Tri menyebut budi daya maggot sebagai potensi yang dapat dikembangkan mengingat keberadaannya mampu mengurangi volume sampah yang hendak dibuang ke TPA Sumur Batu dan Bantargebang dengan metode zero waste.
"Sisa-sisa makanan atau sampah dapur yang biasa disebut sampah organik, bisa kami gunakan sebagai pakan maggot, sedangkan larva itu dapat kami gunakan sebagai pakan lele atau pakan unggas seperti ayam dan burung puyuh," ungkap dia.
Konsistensi dan peran aktif para komunitas maggot, diharapkan mampu meminimasi volume sampah yang ada di tempat pembuangan akhir sampah.
Tri mengimbau pegiat maggot untuk mau memberikan pelatihan dan pengetahuan budi daya kepada siapa saja yang hendak mempelajarinya.
"Saya berharap koperasi ini dapat tumbuh dan berkembang karena selain mampu menopang perekonomian masyarakat, koperasi ini juga menjadi solusi pemerintah daerah mengatasi persoalan sampah," pungkas dia.(antara/jpnn)
Budi daya maggot dianggap cukup menjanjikan karena dapat menghasilkan omzet hingga Rp12 juta per bulan. Hal ini dirasakan oleh petani maggot asal Kota Bekasi, Rahman mampu meraup omzet besar dari maggot larva lalat Black Soldier Fly dengan nama latin 'Her
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Kasus Minyakita, Kemenkop Cabut NIK Koperasi Produsen yang Diduga Curang
- Blusukan di Bekasi, Prabowo Buka Puasa Bareng Korban Banjir
- Bersepatu Bot, Prabowo Datangi Korban Banjir di Bekasi, Lihat
- Legislator PKB Minta RUU Dirumuskan Tanpa Menghambat Spirit Koperasi
- Pemerintah Klaim Banjir Bekasi Tak Pengaruhi Distribusi Pangan di Jakarta
- 5 Berita Terpopuler: Pengangkatan Honorer Sudah Disepakati, CPNS Juga, tetapi yang Tak Lolos PPPK Menuntut Kejelasan