Berpamitan untuk Selamanya
Kamis, 08 Oktober 2009 – 10:32 WIB
Ungku Kutar, tak henti mengusap tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya. Cucu semata wayangnya terbujur kaku di halaman rumahnya. Warga Nagari Sikacua, V Koto Timur, Padangpariaman ini seakan menyesali diri sendiri, mengapa Moran cucunya dibiarkan pergi begitu saja. Seandainya ia berupaya mencegah kepergian Moran, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.
Baca Juga:
Bencana alam gempa bumi yang mengoyak ranah minang terus menyisakan cerita-cerita pedih. Kali ini, giliran Ungku Kutar seorang kakek yang sedih ditinggal
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas