Berpamitan untuk Selamanya

Berpamitan untuk Selamanya
Masih Ada Beberapa bocah yang terpoendam di rumah ini, Disinilah Moran Cucu Ungku ditemukan tewas saat menyaksikan televisi bersama sekitar 15 teman-temannya. FOTO :Frizal/JP
Belum sempat menjawab pertanyaan kakek, Moran sudah mengayunkan sepedanya meninggalkan Ungku. Tidak firasat buruk dibenak Ungku. "Seperti biasa, kalau Moran pergi pastilah menonton televisi di rumah temannya," kata Ungku seperti menyesali keadaan.

Egi adalah teman bermain dan juga sekolah Moran. Ia tinggal di dusun sebelah Nagari Padang Alai, tak jauh dari tempat tinggal Ungku. Nagari Sikacua dan Nagari Padang Alai, merupakan dua dusun yang saling bertetangga. Dari kota Pariaman, dua dusun ini bisa ditempuh selama tiga puluh menit.

Di desa Nagari Sikacua ini, Ungku tinggal berdua dengan cucunya Moran. Ketika Moran pergi ke rumah teman, Ungku pun tinggal sendirian di rumahnya. Ketika gempa mengguncang, sebenarnya Nagari ini masih aman-aman saja. Bahkan, kepergian MOran  menonton televisi ke rumah temannya karena didorong keinginan untuk menyaksikan siaran langsung televisi yang menyiarkan kejadian gempa di kotanya.

Usai gempa Rabu pekan lalu, listrik langsung padam di kawasan itu. Karena berita gempa, membuat hasrat Moran menonton televisi tak terbendung. Bersama belasan anak-anak lainnya, siswi kelas V SD ini menyimak berita yang disajikan berbagai stasiun televisi, yang ada di rumah sahabatnya di rumah  Egi. Keluarga Egi, tergolong berada di Nagari Padang Alai. Keluarga ini memiliki perangkat (receiver), yang bisa menangkap hampir seluruh channel televisi.

Bencana alam gempa bumi yang mengoyak ranah minang terus menyisakan cerita-cerita pedih. Kali ini, giliran Ungku Kutar seorang kakek yang sedih ditinggal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News