Berpuasa Saat Bekerja di Ketinggian Turbin Angin di Australia
"Saya mencoba banyak sekali pekerjaan, dari bikin salad, kurir bersepeda di Uber Eats, pemindah barang (removalist), dan tenaga pembersih di stadion Allianz," kata Audi.
Sertifikasi bekerja di ketinggian
Suatu ketika di Facebook Audi membaca lowongan pekerjaan mereparasi turbin angin dari Windhoist, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di konstruksi kincir untuk pembangkit listrik.
"Sebenarnya mereka mencari permanent resident. Tapi saya nekad melamar, dan menyebut kalau saya ingin dan siap melakukan pekerjaan apa saja," kata Audi.
Tidak disangka, sebulan kemudian Audi dihubungi oleh perusahaan itu.
"Bosnya bilang ia ingin kasih kesempatan ke orang Indonesia karena mereka punya pengalaman yang baik dengan pekerja orang Indonesia. Selain itu istrinya juga orang Indonesia. Jadi saya sangat beruntung," kata Audi.
"Dalam tiga hari saya diminta bersiap untuk ikut pelatihan di Tasmania. Saya ke Victoria mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk pelatihan dan bawa mobil ke Tasmania."
Pelatihan selama enam hari itu untuk mendapat sertifikat bekerja di ketinggian sebagai teknisi turbin angin yang diselenggarakan oleh Global Wind Organisation (GWO).
Photo: Audi Molsem memeriksa perlengkapan keamanan kerja sebelum naik ke menara turbin angin.
- Dunia Hari Ini: Korea Selatan Membatalkan Darurat Militer
- Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Krisis yang Terabaikan, Kasus Keracunan Metanol di Indonesia Tertinggi se-Dunia
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata
- Pilkada 2024 Diwarnai Dinasti Politik yang Meningkat dengan Partisipasi Warga yang Rendah