Bersaksi di Sidang Kasus Wawan, Rano Karno Kena Peringatan Keras dari Hakim

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Hakim mengingatkan mantan Wakil Gubernur Banten Rano Karno agar memberikan kesaksian yang jujur saat menjalani sidang sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan rumah sakit rujukan Provinsi Banten pada Dinas Kesehatan APBD 2012 dan APBD-P 2012.
Ketua Majelis Hakim Ni Made Sudani menyatakan ada ancaman pidana terhadap saksi apabila memberikan keterangan bohong dalam persidangan.
Awalnya, jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU) mencecar sejumlah saksi, termasuk beberapq kepala dinas dalam persidangan mengakui pernah memberikan uang kepada Rano. Bahkan ada beberepa saksi yang mengungkap adanya permintaan uang dari Rano. Namun, Rano kerap membantahnya.
"Saudara (Rano) jangan berbohong. Saudara sudah disumpah, ada acaman pidana jika saudara memberikan kesaksian tidak benar disini," kata Ni Made Sudani menegaskan.
"Siap yang mulia," jawab Rano menimpali.
Dalam persidangan Rano akhirnya mengakui ada aliran Rp 7,5 miliar dari pemilik PT Bali Pacific Pragama, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Uang itu menurut dia, untuk kepentingan kampanye pada Pilkada Banten 2011. Saat itu, Rano maju Pilkada bersama dengan kakak kandung Wawan, Ratu Atut.
Rano menerangkan tidak pernah menerima langsung uang tersebut dari Wawan. Uang itu diterima oleh orang kepercayaan sekaligus tim suksesnya, Agus Uban. Uang itu diterima secara bertahap tergantung kebutuhan kampanye.
"Waktu itu saudara Agus yang ketemu dengan Pak Wawan. Saya enggak pernah terima uang itu, cuma saya tahu laporan. Kami kan harus persiapan, ya, segala macam kaus, bikin pin, kemudian nyewa kantor," kata Rano.
Majelis Hakim mengingatkan mantan Wakil Gubernur Banten Rano Karno agar memberikan kesaksian yang jujur saat menjalani sidang sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Seusai Mengakhiri Jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita dan Suami Langsung Ditahan KPK