Bersihkan Kampus dari Penyebaran Paham Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, kampus merupakan tempat kaum intelektual dan calon intelektual.
Untuk itu, kampus harus bisa mencegah masuknya radikalisme dan terorisme.
Menurut dia, ada beberapa cara agar lingkungan kampus terbebas dari paham radikal.
“Pertama yakni pekuliahan. Perkuliahan ini yang sesuai kalender akademik atau program studi yang telah ditentukan sesuai pilihan mahasiswa dan juga pendidikan yang di luar program studi seperti kegiatan kemahasiswaan,” ujar Dede di Jakarta, Kamis (19/10)
Langkah kedua adalah memperkuat mata kuliah tertentu seperti penguatan tafsir, ideologi negara itu sendiri, dan mata kuliah tertentu lainnya..
“Selain itu, mahasiswa yang berkuliah di kampus tersebut tidak hanya diberikan teori, namun juga dibekali dengan praktik di lapangan,” ujarnya.
Cara ketiga dari tenaga pendidik atau dosen. Kampus harus berani menolak dosen yang memiliki ideologi ekstrem.
“Rekrutmen dosen di fakultas agama maupun umum dan tenaga kependidikan lainnya benar-benar diseleksi dengan ketat terkait paham dan komitmennya terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Di sinilah peran kampus dalam melakukan seleksi terhadap dosen sangat besar agar kampus itu terbebas dari benih-benih radikal,” ujar Dede.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, kampus merupakan tempat kaum intelektual dan calon intelektual.
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris Jaringan JAD di Bima
- Pakar Terorisme: Fokus BNPT Pada Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja Sudah Tepat
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan
- LPOI dan LPOK Ingatkan untuk Mewaspadai Metamorfosa Gerakan Radikalisme dan Terorisme