Bertahan dari Covid-19 dengan Mengubah Pola Hidup
Oleh: Bambang Soesatyo
jpnn.com - KEBERANIAN menerapkan new normal, atau saya lebih suka menyebutnya perilaku atau pola hidup baru, menjadi pilihan yang harus diambil agar semua orang punya peluang untuk bertahan dan bergerak maju, sekaligus menghentikan proses perusakan terhadap semua aspek kehidupan akibat pandemi Covid-19.
Sudah menjadi fakta terbuka bahwa pandemi Covid-19 telah memorakporandakan segalanya.
Dinamika kehidupan manusia direnggut. Hampir semua aktivitas produktif yang menjadi keseharian manusia dihentikan.
Tak perlu lagi dirinci karena semua orang bukan hanya sudah tahu, tetapi bahkan merasakan langsung akibatnya.
Para pekerja yang tadinya mampu mandiri menghidupi keluarga, kini hanya bisa mengharapkan bantuan sosial dari negara.
Mereka yang berkecukupan terpaksa membiayai hidup keseharian dari tabungan. Pondasi banyak perusahaan juga melemah karena harus terus membayar gaji karyawan sementara pendapatan nyaris nol akibat terhentinya putaran roda bisnis. Keceriaan anak dan remaja nyaris hilang karena harus berdiam di rumah.
Semua orang memang berharap keadaan akan membaik setelah Pandemi Covid-19 berakhir. Kapan?
Tak satu pun pakar yang mampu menyebut waktu yang pasti.
Pola New Normal itu di antaranya harus tetap menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak berangkulan dan tidak beradu pipi kiri pipi kanan.
- Biaya Haji 2025 Turun, HNW: Alhamdulillah, Membuahkan Hasil
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Peringatkan Ini
- PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, Eddy Soeparno: Bukti Konsistensi Prabowo
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim