Bertahan dari Covid-19 dengan Mengubah Pola Hidup
Oleh: Bambang Soesatyo
Sebab, hanya itu pilihan yang memungkinkan semua orang bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Pilihan itu juga memungkinkan semua orang bisa terus bergerak maju. Dan, jika taat serta bersedia konsisten menerapkan protokol kesehatan, siapa saja tak perlu takut atau ragu dengan pola hidup baru itu.
Sebab, protokol kesehatan itu sendiri sudah memaksa setiap orang menerapkan kehati-hatian berinteraksi di ruang publik.
Apalagi, Covid-19 yang begitu menakutkan ternyata menghadirkan dua fakta kontradiktif, yakni bisa disembuhkan walau belum ada vaksin penangkalnya, tetapi pada saat bersamaan juga menyebabkan kematian.
Data tentang Covid-19 dari banyak negara memperlihatkan bahwa jumlah pasien sembuh jauh lebih besar dari jumlah pasien meninggal.
Pemahaman atas data sembuh dan data kematian itulah mendorong banyak negara berani menerapkan pola hidup baru dengan ketaatan mutlak pada protokol kesehatan.
Karena itu, sosialisasi protokol kesehatan untuk menjalankan perilaku atau pola hidup baru selama pandemi Covid-19 menjadi sangat penting.
Pada tahap awal, ada empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang akan menerapkan pola hidup baru.
Pola New Normal itu di antaranya harus tetap menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak berangkulan dan tidak beradu pipi kiri pipi kanan.
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini