Bertahan Hidup dengan Ubi dan Air Tebu
Jumat, 19 Juli 2013 – 00:11 WIB
“Selama saya di tengah hutan belantara itu, saya bertahan dengan tebu dan ubi. Berbekal sebuah mancis yang saya bawa, saya bakar ubi dan saya makan lalu saya minum air dari tebu. Begitu tiba di Jalan Besar, saya baru sadar saya berada di Hamparanperak, “ tambah narapidana yang divonis 10 tahun oleh Pengadilan itu karena terlibat kasus narkoba itu.
Lebih jauh, narapidana yang sudah 3 tahun 2 bulan menghuni blok T 7 Lapas Kelas I Tanjunggusta Medan itu bercerita.
Disebutnya, begitu berhasil keluar dari hutan belantara itu, dirinya berjalan kaki dari Hamparanperak, hingga tiba di Padangbulan. Tujuannya itu adalah rumah orangtua dari temannya yang sama-sama ditangkap pada bulan Juni tahun 2010 lalu itu. Syamsul mengaku kalau dirinya berjalan layaknya orang yang sedang berolah raga pagi.
"Waktu ditangkap tadi, saya sedang mau mandi Bang. Saya tidak tahu Polisi tahu dari mana keberadaan saya. Tapi saya tidak berkilah kok dan langsung mengaku sama Polisi kalau saya salah seorang napi yang kabur itu, “ ujarnya mengakhiri.
PELARIAN Syamsul Bahri Sitorus, salah seorang narapidana yang kabur dari Lapas Kelas I Tanjung Gusta pada Kamis (11/7) lalu, berakhir juga. -----------
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala