Bertemu BSSN, Bamsoet Dorong Hadirnya Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber
Hal itu dikatakan Bamsoet seusai bertemu Hinsa Siburian bersama Pengurus Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan & Keamanan (Polhukam) Kadin Indonesia di kantor BSSN, Jakarta, Rabu (13/4).
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan & Keamanan Kadin Indonesia ini menjelaskan, dengan kekuatan siber yang dikendalikan dari jauh, negara bisa melumpuhkan objek vital negara.
Misalnya, pembangkit listrik, cadangan minyak, hingga operasional alutsista militer.
Melalui serangan siber, negara bisa membuat jaringan telekomunikasi dan internet di negara lain mati total, digital perbankan kacau, serta radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan.
"Bahkan, alat tempur seperti pesawat dan kapal selam dikontrol dari luar negeri untuk melakukan serangan seperti melempar bom tanpa bisa dikendalikan,'' katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, Indonesia perlu memiliki single identity number.
Di dalamnya tidak hanya memuat database kependudukan seperti nama, jenis kelamin, alamat, dan hal basic lain, tetapi juga terintegrasi dengan pajak dan kesehatan (BPJS).
Untuk mewujudkannya, perlu peran BSSN, khususnya dalam mengamankan data dari berbagai serangan siber yang dilancarkan para pihak tidak bertanggung jawab.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong hadirnya undang-undang keamanan dan ketahanan siber
- Biaya Haji 2025 Turun, HNW: Alhamdulillah, Membuahkan Hasil
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Peringatkan Ini
- PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, Eddy Soeparno: Bukti Konsistensi Prabowo
- Hadapi Serangan Siber, BSSN Bentuk dan Perkuat TTIS
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa