Bertemu Ishi Michiko, Survivor Pengeboman Hiroshima
Bukan Berkubang dengan Luka Lama, tapi untuk Obati Kangen
Tempat tinggalnya sekarang juga tetap tak jauh dari gedung parlemen yang kini berubah menjadi destinasi wisata tersebut. Mungkin itulah cara dia berdamai dengan masa lalu.
Hampir setiap hari dia meluangkan waktu untuk berjalan-jalan ke sana. Bukan untuk terus berkubang dengan luka lama, tapi justru sebagai pengobat rasa kangen. ”Saya memang suka jalan-jalan di tempat ini. Ini satu-satunya bekas gedung yang masih tersisa sampai kini akibat pengeboman dulu,” ucapnya.
Hiroshima yang terletak di Pulau Honshu kini dihuni sekitar 1,1 juta jiwa. Gedung parlemen tadi menjadi pengingat penting bahwa ibu kota Prefektur Hiroshima tersebut adalah kota pertama di dunia yang dihajar nuklir.
Di sekitar gedung itu beberapa monumen didirikan. Persis di depannya, misalnya, ada sebuah monumen pintu masuk jembatan. Jembatan yang bernama Motoyasu tersebut dulu juga menjadi korban Little Boy. ”Setiap hari jumlah pengunjung sampai seribu lebih. Kalau akhir pekan sampai dua kali lipat,” terang Mito Kosei, seorang pemandu wisata di gedung itu.
Persis di sebelah kanan monumen sisa pilar jembatan, juga ada jembatan baru yang dibangun pemerintah Jepang pada 1992. Menyeberanginya, pengunjung dapat menemukan monumen berwarna hijau keabuan.
Monumen setinggi 4 meter tersebut memiliki dua pantung, laki-laki dan perempuan, di puncaknya. Mito menyatakan, monumen itu merupakan pengingat banyaknya korban anak- anak akibat kebiadaban 70 tahun silam tersebut.
Tercatat, ada 3.500 sekolah yang hancur saat itu. Sebagai penghormatan, seniman Hideki Yukawa membuat karya instalasi berupa seribu burung kertas. Sebuah simbol doa agar para korban mendapatkan tempat di surga.
Di sanalah kini hari-hari Michiko banyak dihabiskan. Mengenang, menangis, tapi masih bisa tersenyum sebagai tanda syukur karena meski pernah kehilangan keluarga, dia masih diberi kesempatan memiliki keluarga baru. ”Semoga tak ada lagi kengerian seperti yang pernah saya alami di Hiroshima,” harapnya. (*/c9/ttg)
Hari-hari Ishi Michiko kini tetap banyak dihabiskan di sekitar monumen yang selalu membawanya kembali ke kenangan kelam akibat bom atom 70 tahun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408