Bertemu Ketum LDII, Ketua MPR Sebut Sistem Demokrasi Indonesia Perlu Perbaikan
“Komunikasi seperti ini dalam rangka menyamakan visi dan persepsi, supaya sikap kita dalam menangani negara dengan kesepakatan yang sudah disepakati ini sinkron,” paparnya.
Menurut KH Chriswanto, ketika semangat Reformasi masih jauh dari yang diharapkan, maka dibutuhkan iuran tangan seluruh komponen anak bangsa.
“Yang kurang kita perbaiki bersama, yang lebih kita pertahankan sehingga kita bisa menuju ke arah kesepakatan dengan damai,” tegasnya.
Terkadang, lanjut KH Chriswanto, demokrasi sering dikonotasikan bebas dalam menyampaikan pendapat. Sehingga kadang kala cara mengatasi perbedaan menggunakan kekerasan.
“Komunikasi seperti ini adalah sarana yang efektif sehingga dapat menghindari hal-hal yang memberikan dampak negatif kepada bangsa dan negara,” urainya.
KH Chriswanto memaparkan pertemuan itu bagian dari “Road to Rakernas” sekaligus mengundang Ketua MPR RI itu menjadi pembicara dalam Rakernas LDII yang akan diselenggarakan November mendatang.
“Kami sebagai salah satu kekuatan civil society yang mengurusi rakyat tentu kami perlu berkomunikasi, salah satunya sarana yang kami gunakan adalah pelaksanaan Rakernas nanti. Maka kami mengundang Pak Bamsoet dalam Rakernas untuk memberikan wawasan kepada kami,” tuturnya.
Terhadap permintaan LDII tersebut Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023 yang akan digelar pada tanggal 7-9 November 2023 di Jakarta.
Ketua MPR Bambang Soesatyo bertemu dengan Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Ini yang dibahas.
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia
- Catatan Politik Senayan: Penegakan Hukum yang Tidak Melecehkan Rasa Keadilan
- Demokrasi Digital Tunjuk Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira Jadi Advisor
- Pilkada Kampar 2024: Yuyun-Edwin Menggugat ke MK