Bertemu Presiden Jokowi, Solidaritas Nelayan Indonesia Sampaikan Penolakan Dua Hal Ini
jpnn.com, JAKARTA - Solidaritas Nelayan Indonesia (SNI) menemui Presiden Joko Widodo dalam agenda dialog terkait Permasalahan Usaha Perikanan Tangkap dan Kebijakan KKP.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan SNI Muara Baru, James Then mengajukan penolakannya terhadap penangkapan ikan terukur (PTI) dan sistem kuota zona yang tidak efektif.
"Tolak PIT & System quota zona/pangkalan menimbulkan usaha tidak efektif & efisien serta rawan konflik horizontal," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/11).
Dari hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, James mengatakan bahwa akan membatalkan kebijakan PIT dan sistem kuota.
"Presiden akan menunda atau membatalkan PIT & sistem kuota," katanya.
Sebelumnya diberitakan, adanya pertemuan para nelayan pantura Pati-Rembang bersama dengan Jendral TNI (Purn) Wiranto selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) RI di Jakarta, pada Rabu (29/11), diharapkan bisa membawa angin segar.
Hal itu lantaran para nelayan sudah gerah dengan kebijakan dari Kementerian, Kelautan, dan Perikanan (KKP) yang tidak berpihak.
Para nelayan menganggap bahwa kebijakan yang dibuat oleh KKP sangat menyengsarakan apalagi, dengan diterbitkannya PP Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pada tahun 2024. Para nelayan merasa keberatan dengan peraturan itu.
Solidaritas Nelayan Indonesia atau SNI menyampaikan pada Presiden Jokowi soal penolakan terhadap penangkapan ikan terukur (PTI) dan sistem kuota zona.
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel
- Deddy Tidak Membantah Upaya Jokowi Mau Mengobok-Obok PDIP Mengganti Hasto
- Jokowi Wariskan Masalah Birokrasi, Prabowo Harus Bertindak Lebih Berani