Bertemu Satpol Tampan Sekali

Bertemu Satpol Tampan Sekali
Bertemu Satpol Tampan Sekali
Tafsir "memelihara ketentraman dan ketertiban umum" rasanya tunggal. Jauh dari tempik sorak bentrokan, saling lempar, mengeroyok anak remaja dan berbagai pemandangan tak berbudaya dan tak beradab dalam peristiwa Koja itu.

Orang bilang bahwa "tugas Satpol PP" dan realitasnya memang bagai kesenjangan antara das sollen dan das sein. Antara apa yang dicita-citakan, dikehendaki dan diharapkan, dengan fakta realitas yang membuat mata kita ngilu memandang.

Bacalah kembali kliping suratkabar atau cari data di website berbagai media, maka akan muncul berbagai bentrokan anggota Satpol PP, mungkin dengan mahasiwa, petani, wartawan, pedagang kakilima dan sebagainya. Seakan-akan sudah sebuah keniscayaan, bahwa siapa berani "menghadang" Satpol PP, maka kekerasan pun akan terjadi.

Tiada lain, Satpol PP harus kembali ke khittah dalam makna sebenarnya, sebagai penyebar ketentraman dan ketertiban umum. Bukan dalam makna kepentingan pemerintah, Pemda serta pengusaha saja, tetapi kepentingan bersama. Termasuk rakyat dengan seluruh kelapisan sosial yang ada.

WAKTU semalam, Bung, aku bermimpi. Bertemu Satpol PP, Bung, tampan sekali. Aku menjerit, Bung, aduh, sayang sekali hanya dalam mimpi. Padahal jika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News