Bertemu Satpol Tampan Sekali
Minggu, 18 April 2010 – 15:04 WIB
Pendekatan kekerasan itu mengingatkan kita kepada rezim Orde Baru yang justru sudah tumbang dengan seluruh paradigma, orientasi dan pendekatannya. Kita ingat betapa kerap TNI head to head dengan mahasiswa di masa lalu, dan di era reformasi diteruskan oleh polisi dan Satpol PP versus civil society.
Absurd. Orde Baru sudah jauh, tapi tatacaranya masih menjangkau kekinian. Padahal sudah pasti bahwa Satpol PP bukanlah reinkarnasi dari sistem militerisme yang pernah berkuasa di era Orde Baru.
Reformasi 1998 telah menjungkir-balikkan banyak hal. Dari sentralisme ke desentralisasi. Dari otoritarianisme ke demokratisasi. Semestinya Satpol PP juga harus bermetamorfosis dengan wajahnya yang reformis, menjauhi kekerasan seraya egaliter, ramah, konsultatif dan bertindak edukasi-persuasif.
Frasa di awal tulisan inilah yang kita dambakan. Jika boleh meneruskan mimpi itu, maka kita akan melihat sosok Satpol PP yang tak lagi berseragam uniform "meniru-niru" tentara. Mereka berpakaian sipil belaka, sama dengan penduduk kota.