Bertindak Rasial untuk Orang Asli Papua, Waspada!
Oleh: Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum (Anggota DPD RI Provinsi Papua Barat)
Pada prinsipnya rasisme adalah segala bentuk diskriminasi yang dilakukan terhadap suatu individu atau kelompok berdasarkan ras, warna kulit, keturunan, atau asal-usul etnis yang melekat pada individu atau kelompok tersebut.
Dengan demikian secara yuridis-formal, peritiwa hukum sudah terjadi dalam kasus ujaran rasisme terhadap Natalius Pigai.
Kini perlu diketahui pula, bahwa ujaran rasialisme terhadap Natalius Pigai menyebabkan lahirnya ribuan reaksi dari masyarakat Papua. Memang benar bahwa Pigai tidak menjadi representasi Orang Papua secara keseluruhan. Namun bila berbasis pada solidaritas sebagai satu suku, maka “pembelaan” yang dilakukan oleh Denny Siregar, sesungguhnya menyakiti hati Orang Papua karena memang rasialisme sangat tidak dibenarkan dengan alasan apa pun.
Pernyataan Denny Siregar hanya menunjukkan ketidakpahamannya terhadap kehidupan berbinneka di mana semua warga harus hidup dengan penuh penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Alih-alih ia disebut sebagai pembela Pancasila, kasus Natalius justru membuka kedok fanatisme Denny Siregar.
Cara pandang rasialisme yang makin populer di Indonesia, bila diperhatikan secara serius, telah menjadi hambatan terbesar dalam membangun tingkat kepercayaan Orang Papua terhadap Pemerintah.
Melalui pikiran sederhana, Orang Papua bisa saja berpandangan bahwa bila rasialisme semacam ini dibiarkan ataupun diberi vonis yang cukup ringan seperti halnya di Surabaya, maka persepsi rakyat terhadap pemisahan diri dan membentuk negara sendiri, juga dapat berdasarkan pada sikap rasial, diskriminasi, dan pelanggaran HAM yang selama ini dialami.
Oleh karena itu tidak ada gunanya bersatu bila masih memberi stigma rasialisme terhadap Orang Papua. Sikap presiden dan penegak hukum dalam menjaga NKRI perlu diwujudkan dengan komitmen untuk memberantas dan melakukan tindakan hukum terhadap siapapun pelaku rasial di Indonesia.
Saya yakin bahwa di luar sana, masih terdapat banyak orang baik yang mau menghargai Orang Papua sebagai sebuah kesatuan bangsa yang besar. Tempora mutantur, et nos mutamur in illis, dunia berubah dan kita pun berubah di dalamnya.
Natalius Pigai, mantan Komisioner Komnas HAM itu mendapat ujaran bernada rasialisme melalui akun Facebook Ambroncius Nababan
- Senator Filep Wamafma Mengapresiasi Kemendikbud Tetap Jalankan Program Beasiswa PIP dan KIP Kuliah
- Filep Wamafma: Komite III DPD RI Siap Berkolaborasi dengan Pemerintah untuk Entaskan Kemiskinan Ekstrem
- DPD RI Dorong Kolaborasi Keterlibatan Investasi BUMN dan Swasta Atas Pembangunan Pendidikan di Daerah
- Senator Filep Tanggapi Soal Defisit Anggaran Papua Barat
- 64 Orang Asli Papua Ikuti Pendidikan Tamtama di SPN Polda Kalimantan Timur
- Anggap LaNyalla Melanggar Etik, Senator Filep Melapor ke BKD RI