Berubah setelah Berkali-kali Ditangkap Petugas Trantib
Jumat, 20 September 2013 – 12:39 WIB
Dari penangkapan itulah, penderitaan makin lengkap. "Saya digaruk (dirazia) dengan menggunakan truk sampah," kenangnya.
Menurut Habib, perlakuan yang dialami saat ditangkap sangat tidak manusiawi, termasuk ketika berada di penampungan dinas sosial. Begitu selesai dibina, dia dilepas dan beroperasi lagi menjadi pemulung. Lalu, ditangkap lagi. Begitu beberapa kali terjadi. Pemkab belum mempunyai solusi untuk mengatasi para anjal dan gelandangan.
Namun, pengalaman pahit ditangkap berkali-kali itu menginspirasi dirinya untuk berubah. Habib ingin mengubah nasib. Karena itu, dia bertekad mentas dari jalanan dan hidup normal.
Benar saja, setelah hasil memulungnya cukup untuk menikah, Habib mempersunting perempuan pujaannya, Sulastri. Bersama istri tercinta itu, dia membangun rumah tangga sederhana.
Tekad untuk membantu sesama orang jalanan semakin besar begitu dia punya rumah sendiri. Dia lalu mulai mengumpulkan satu demi satu anjal untuk ditampung di rumahnya.
Kehidupan yang keras di jalanan membuat Habib Wibowo berubah. Tidak hanya pensiun dari pekerjaannya sebagai pemulung sampah, kini dia juga menjadi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408