Berubah setelah Berkali-kali Ditangkap Petugas Trantib
Jumat, 20 September 2013 – 12:39 WIB
Tidak mudah meyakinkan anak-anak itu untuk lepas dari jalanan. Terlebih, sebagian sudah tidak punya orang tua. "Bagi yang masih punya orang tua, saya dekati orang tuanya. Lalu, saya ajak mereka bergabung di rumah saya," tuturnya.
Pelan tapi pasti kerja keras Habib dan istrinya membuahkan hasil. Seiring dengan makin banyaknya anjal yang mau bergabung, makin sempit pula rumah tinggal Habib untuk menampung mereka. Karena itu, pada 2010 Habib berinisiatif untuk membuat rumah tinggal yang luas di Desa Brajan. "Yang kami pakai ini tanah kas desa. Kami menyewa dan diperpanjang setiap dua tahun," ucapnya.
Dengan tanah yang luas, Habib mulai membangun rumah-rumah sederhana untuk menampung anak-anak asuhnya. Mereka tidak hanya disekolahkan. Tapi, juga dibina moral dan tata kramanya. Untuk menangani anak-anak itu, Habib dibantu 12 sukarelawan.
Untuk menghidupi anak-anak asuhnya tersebut, Habib membuat beberapa usaha. Mulai pembibitan ikan lele dan nila, produksi jamur tiram, hingga kebun sayuran. Dia bersyukur hasil ikan maupun sayurannya laris manis. Melalui usaha tersebut, dia juga mengajari anak-anaknya berwirausaha agar kelak bisa hidup mandiri.
Kehidupan yang keras di jalanan membuat Habib Wibowo berubah. Tidak hanya pensiun dari pekerjaannya sebagai pemulung sampah, kini dia juga menjadi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408