Berusaha Merebut Pistol, Serangan Jantung, Tewas
Rabu, 15 Juni 2011 – 07:29 WIB
Sewaktu Konflik Poso-Ambon meletus antara 1998 ? 2003, Khidir adalah dikenal sebagai penyuplai andal. Mulai dari pistol, M-16, hingga bahan peledak, bisa ia susupkan. Bukan hanya diselundupkan dari Filipina melalui kepulauan Nusa Utara di Sulut yang memang sangat gampang ditembus itu. Tetapi, juga dari Jawa.
Baca Juga:
Penangkapan Khidir ini sebenarnya cukup mengejutkan. Tak terkecuali oleh mantan rekan-rekannya. "Empat bulan lalu, kami masih sempat bertemu. Namun, ketika saya tanya, apa masih hubungan (dengan ikhwan-ikhwan jihadi garis keras, Red), dia (Khidir, Red) mengaku tidak," kata Ali Fauzi, mantan koordinator Komite Penanggulan Krisis (Kompak), sebuah kelompok jihad terdepan dalam Konflik Poso kemarin. "Dia (Khidir, Red) datang dengan istrinya," imbuhnya.
Di mata rekan-rekannya, ayah delapan anak tersebut dianggap sudah mempunyai pandangan berbeda yang lebih kooperatif. Antara lain memandang Indonesia bukanlah darul harb (daerah perang), tapi darul dakwah (daerah dakwah). Meski bukan satu-satunya, cara pandang inilah yang membedakan ikhwan-ikhwan jihadi yang suka melakukan pemboman dan yang tidak.
Bahkan, Khidir pun kabarnya sempat mengikuti program deradikalisasi yang secara informal dilakukan oleh Nasir Abbas, mantan tokoh Jamaah Islamiyyah yang kini justru banyak mengingatkan ikhwan-ikhwan jihadi yang masih berdarah panas.
SEJUMLAH versi berbeda mengemuka terkait kematian Untung alias Khidir. Dari penelusuran Jawa Pos, memang sempat terjadi pergulatan ketika Khidir
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Sebut Peningkatan Kesejahteraan Bisa Tingkatkan Kualitas Guru
- Prabowo Naikkan UMP 2025 Sebesar 6,5 Persen
- BEST Outlook 2025, Sejumlah Tantangan yang Akan Dihadapi Menuju Indonesia Emas 2045
- Prabowo Pangkas Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp 10 Ribu Per Porsi
- HKN Ke-60, Tangsel Berkomitmen Capai Kota Sehat Bertaraf Internasional
- Dukung Kenaikan Gaji Guru, GP Ansor Soroti Nasib Honorer dan Penerapan yang Merata