Besek Wadas

Oleh: Dahlan Iskan

Besek Wadas
Dahlan Iskan. Foto: Disway.id

Saya pun mengambil empat. Yang tidak berbiji itu. Istri saya lebih cekatan menangkap sinyal. Ia slempitkan sesuatu di sakunya.

"Apakah hari itu Anda tidak takut?" tanya saya mengenai hari yang mencekam itu.

“Takut sekali. Saya lari ke bukit," jawabnya.

Di bukit itu ada sebuah rumah bambu. Isinya orang tua, wanita, yang lagi sakit. Ia langsung tidur di sebelah nenek yang lagi sakit itu.

Tak lama kemudian datang petugas mengetuk pintu.

"Kami lagi menunggu orang sakit," jawab petani itu.

Si petugas, katanya, mengintip dari lubang dinding bambu. Lalu pergi.

Sampai jam lima sore ia di ranjang nenek sakit itu. "Lapar sekali, tapi saya tahan," katanya.

Sampai di persimpangan jalan kecil itu tiba-tiba terbaca tulisan tangan merah berukuran mencolok: Wadas Menolak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News