Besok IMM Kerahkan Ribuan Anggotanya di Depan Istana
"Rakyat kecil yang dianggap hate speech dijemput paksa, terduga teroris ditembak mati. Namun, penista agama yang mengancam keberagaman masih bebas meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka," sambungnya.
Lebih lanjut, Taufan menambahkan, jika penista agama terdahulu ditahan dan diadili, maka perlakuan yang sama juga harus dilakukan kepada penista agama hari ini. Sebab, hal itu sudah ada yurisprudensinya.
"Begitu pula dengan kasus hukum besar yang sampai hari ini masih menggantung, seperti kasus BLBI, century, reklamasi, korupsi Sumber Waras, juga harus diusut tuntas," tambah dia, seperti diberitakan RMOL.
Taufan juga mengkritisi cara neo-orba pemerintah, dalam hal ini menghadapi masyarakat yang kritis dan menyampaikan pendapat.
"Memanggil tokoh-tokoh dengan alasan penghinaan terhadap pemerintah, melarang aksi massa, bahkan mencegah perusahaan transportasi digunakan untuk aksi, represif menghadapi aksi IMM, layaknya di Ambon dan di Bima. Bahkan membagikan maklumat penyampaian pendapat di muka umum melalui helikopter, ini cara-cara neo-orba," tegas Taufan.
Negara, lanjutnya, tidak akan berdaulat jika hukum masih di bawah kendali penguasa, pemilik modal, dan politisi hitam. Oleh karenanya, IMM akan turun aksi pada 30 November.
"Kita akan turun serentak pada 30 November," pungkas dia. (ian/RMOL/sam/jpnn)
JAKARTA - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berencana mengerahkan ribuan anggotanya berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, besok (30/11).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jampidum Terapkan RJ pada Kasus Anak Curi Perhiasan Ibu Kandung
- 5 Berita Terpopuler: Hari Guru Nasional, Mendikdasmen Beri 3 Kado, soal Tunjangan ASN dan Honorer Terungkap
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan Siang Ini
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung