Betapa Berat Beban Para Penggali Kubur Jenazah Pasien Covid-19, Ini Ceritanya
Akhirnya pada 16 April 2020, Dedi mendapatkan tugas pertama untuk menggali dan memakamkan jenazah COVID-19 di Kabupaten Pasaman.
Dedi bersama tim berangkat menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap mulai dari baju hazmat hingga masker.
Karena pemakaman di tanah kaum, lokasinya ternyata cukup sulit dan harus melewati jurang.
Namun, ia dan kawan-kawan berupaya menjalankan tugas itu dengan baik kendati harus memanggul peti jenazah yang berat dengan jarak yang cukup jauh.
Sepulang memakamkan jenazah pertama, Dedi tak berani pulang ke rumah karena khawatir akan menularkan COVID-19 kepada istri dan anaknya.
Akhirnya untuk sementara waktu ia melakukan isolasi mandiri dan istrinya mengantarkan pakaian setiap hari yang digantung di pagar.
Setelah dua minggu berlalu melakukan isolasi mandiri dan dirasa kondisi fisiknya baik-baik saja, baru Dedi berani pulang.
"Rasanya berat sekali waktu itu, istri dan anak sudah mau pulang kampung saja," katanya.
Sepulang memakamkan jenazah pertama, Dedi tak berani pulang ke rumah karena khawatir akan menularkan COVID-19 kepada istri dan anaknya.
- Satgas Covid-19 Tegaskan Pintu Masuk Indonesia Terus Diperketat Cegah Omicron
- Cegah Penyebaran Omicron, Ini Daftar 14 Negara yang Dilarang Masuk Indonesia
- Jelang PTM 100 Persen, Bu Retno Ungkap Pelanggaran Protokol Kesehatan di Sekolah
- Satgas Covid-19 Perketat Pintu Masuk di Batam Menyusul Temuan Tes PCR Palsu
- Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Lakukan Hal ini Agar Terhindar dari Omicron
- Ada 8 Kasus Omicron, Satgas Covid-19 Minta Rumah Sakit Lakukan Ini