Beuh! Pengurus Partai NasDem Mengamuk, Ini Fotonya
jpnn.com - BENGKULU – Salah satu pengurus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kota Bengkulu, Leo Fadli Bakti mengamuk di Hotel Madelin Kota Bengkulu, Minggu (12/6) kemarin.
Penyebabnya lantaran Wakil Sekretaris DPD NasDem Kota Bengkulu ini dilarang masuk ke dalam ruang rapat konsolidasi verifikasi Kota Bengkulu yang juga dihadiri tim verifikasi DPP NasDem hari itu.
Rapat itu sempat diwarnai kericuhan. Ia memaksa menerobos masuk dalam ruang rapat. Namun, keinginan Leo tetap gagal karena dihalangi penjaga pintu.
Leo membanting meja penyambut tamu di depan ruang rapat, sembari meneriaki kegiatan tersebut ilegal. Kericuhan tak berlangsung lama. Ia memilih untuk meninggalkan lokasi.
“Tadi saya mencoba untuk masuk ke dalam ruangan kegiatan. Namun tidak diperbolehkan petugas yang menjaga pintu. Dan menurut kami, kegiatan ini ilegal. Karena tidak mengundang 80 persen kepengurusan NasDem Kota Bengkulu,” ungkap Leo seperti dikutip dari Bengkulu Ekspress (Jawa Pos Group), Minggu (12/6)).
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak wajar. Sebab, rapat yang mengatasnamakan NasDem Kota namun hanya segelintir pengurus yang diundang. Ketua DPD NasDem Kota Bengkulu pun tidak diundang.
“Anehnya kalau di kabupaten lain Bangkulu Tengah dan Seluma, semua pengurus diundang,” katanya.
Ditambahkannya, keanehan juga terjadi pada spanduk acara yang terpampang di ruang rapat hotel berbeda dengan yang ada didalam. Ia mencurigai rapat tersebut sebagai upaya melengserkan sejumlah nama pengurus partai NasDem Kota Bengkulu.
Salah satu pengurus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kota Bengkulu, Leo Fadli Bakti mengamuk di Hotel Madelin Kota Bengkulu, Minggu
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Selain Rohidin Mersyah, 2 Anak Buahnya Juga Tersangka Pemerasan Pegawai untuk Pilkada
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp7 M, Peras untuk Pilkada
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pak Gubernur Ini Menjadi Salah Satu yang Diamankan KPK, Kasusnya Diduga Pungutan Pilkada
- Hmm, OTT di Bengkulu Diduga Terkait dengan Pungutan buat Pilkada