Beuuuh... Ada Jawara, Preman dan Parewa dalam Ring Satu Proklamasi
Mandor Djum dari Palmerah. Pa Taman dari Cikarang. Mandor Dulatip dari Tanjung Priok. Jaro Karis, Jaro Kamid dari Banten. Pa Matjan dari Cibarusa. Pa Suroso dan Pa Puh dari Boyolali. Pak Kabit dari Tumpang, Malang. Awimba dari Surowono lereng Gunung Merapi.
"Sebagian dari mereka itu pelarian atau buruan sejak zaman Hindia Belanda," ungkap Entol. "Mereka masih mau datang ke markas Daisanka. Dan timbal balik didatangi oleh petugas-petugas dari Daisanka ke tempat mereka masing-masing."
Rombongan-rombongan gerilya inilah yang disebut Maeda Butai; yang belakangan hari bertugas mengamankan proklamasi 17 Agustus 1945. Disebut Maeda Butai karena satuan ini difasilitasi penuh oleh Laksamana Maeda.
Dalam perjalanannya, pasukan ini kian hari kian meluas. Ini yang belum banyak diketahui orang, setelah proklamasi para jawara ini menjelma pasukan rahasia pengawal Soekarno, Hatta, serta para tokoh republik lainnya. --bersambung (wow/jpnn)
Berita terkait:
Kisah Seputar Proklamasi yang Selama ini Disembunyikan
Pasukan Rahasia Pengamanan Proklamasi
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono