BI Akui Risiko Kredit Masih Rendah

Ke Depan, Perlu Integrasikan Pemantauan dengan Pemerintah

BI Akui Risiko Kredit Masih Rendah
BI Akui Risiko Kredit Masih Rendah
JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengintegrasikan pemantauan risiko kredit dan sistemik. Sebab, industri perbankan mulai banyak yang terkait dengan lembaga keuangan nonbank.

Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah menuturkan, karena pengawasan kredit di perbankan cukup ketat, bank mulai banyak mengakuisisi lembaga pembiayaan. Pengaturan dan pengawasan risiko bank dan lembaga pembiayaan berbeda.

''Ke depan, pemantauan terhadap risiko kredit dan sistemik perlu dilakukan secara terintegrasi oleh BI maupun pemerintah, khususnya otoritas pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank. Upaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan domestik menjadi kritis,'' kata Halim dalam seminar Krisis Ekonomi Global yang diadakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Gedung BI, Jakarta, kemarin (5/11).

Menurut dia, secara umum saat ini risiko kredit masih rendah. Tapi, risiko itu cenderung meningkat kalau ekonomi domestik melemah. BI menengarai yang terkena langsung dampak pelemahan ekonomi global adalah debitor eksporter.

JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengintegrasikan pemantauan risiko kredit dan sistemik. Sebab, industri perbankan mulai banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News