BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah

BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah
BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah
JAKARTA--Selain di pasar saham, penurunan outlook atau prospek utang Indonesia oleh Standard and Poor"s (S&P) juga telah mengguyurkan sentimen negatif di pasar uang. Untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah, Bank Indonesia (BI) langsung memberikan sinyal bakal melakukan intervensi lebih dalam ke pasar.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, begitu berita tentang penurunan prospek utang Indonesia mulai tersebar, tekanan jual pada rupiah di pasar uang memang langsung menguat. BI pun lantas masuk untuk campur tangan ke pasar valas. "Kami kasih sinyal stabilisasi rupiah sesuai fundamental," ujarnya.

Pekan lalu S&P merevisi prospek utang Indonesia dari positif menjadi stabil. Adapun peringkat Indonesia menurut S&P tetap di posisi BB+, atau level tertinggi untuk rating utang berkategori junk atau sampah. Dengan penurunan prospek, menurut S&P, Indonesia makin menjauh dari peringkat layak investasi atau investment grade. Dua lembaga rating paling dipercaya investor global lainnya, yakni Fitch Rating dan Moodys Investors Service, sudah dan masih memberikan peringkat utang investment grade kepada Indonesia.

Perry mengakui, gejolak rupiah sempat terjadi sebagai akibat reaksi sesaat investor di pasar uang. Kuotasi rupiah pun sempat menembus level kisaran Rp 9.735 - 9.745 per USD. "Tapi, setelah itu rupiah bergerak relatif stabil," katanya.

JAKARTA--Selain di pasar saham, penurunan outlook atau prospek utang Indonesia oleh Standard and Poor"s (S&P) juga telah mengguyurkan sentimen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News