BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu

Pengusaha Set Ulang Harga Ekspor Impor

BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu
BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu
Doktor ekonomi lulusan Australian National University itu menyebut, jika dibandingkan dengan negara-negara lain, depresiasi rupiah terhadap USD masih relatif lebih ringan. "Kalau yang lain menguat, tapi rupiah melemah, itu baru mengkhawatirkan," ujarnya.

Kenapa rupiah tetap melemah meski harga BBM dinaikkan? Menurut Chatib, sebenarnya potensi penguatan rupiah atas kenaikan BBM muncul dari potensi penurunan impor karena penghematan. Sayangnya, pengurangan stimulus di AS membuat aliran modal keluar dari emerging markets seperti Indonesia. "Jadi, faktor domestik (dari pengurangan impor BBM) kalah dengan faktor eksternal," jelasnya.

Ekonom yang juga Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adtyaswara mengatakan, meski faktor eksternal memegang peran penting, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini juga menjadi faktor krusial yang menggiring pelemahan rupiah. "Lihat saja, inflasi kita tinggi, neraca dagang defisit, dan defisit APBN makin besar," ujarnya.

Dengan kondisi demikian, rupiah memang sulit kembali menguat ke level di bawah 10.000 tanpa intervensi besar-besaran dari BI. Namun, dalam jangka menengah dan panjang, ketika fundamental ekonomi Indonesia membaik, barulah rupiah akan kembali menguat. "Dengan kondisi saat ini, nilai tukar Rp 10.100 (per USD) masih bisa diterima," katanya.

JAKARTA - Rupiah tengah menuju titik keseimbangan atau ekuilibrium baru. Setelah menembus level Rp 10.000 per USD, Bank Indonesia (BI) membiarkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News