BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu

Pengusaha Set Ulang Harga Ekspor Impor

BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu
BI Biarkan USD Tembus Rp 10 Ribu
Sementara itu, dunia usaha menilai bahwa pelemahan rupiah yang menembus Rp 10.000 per dolar AS dapat menghantam industri berbasis impor Indonesia. Kondisi itu terjadi jika pemerintah tidak cepat dalam mengambil tindakan untuk mengendalikan rupiah.

Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rahardjo Jamtomo menjelaskan, pelemahan rupiah layaknya dua sisi mata pisau. Di satu sisi mengakibatkan barang impor mahal, namun di sisi lain membuat produk Indonesia yang diekspor menjadi murah. "Itu yang kami khawatirkan. Tetapi, mudah-mudahan pemerintah cukup waspada dan gesit guna menghadapi keadaan ini," kata Rahardjo saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin.

Dia berharap pelemahan rupiah itu hanya sementara. Kalangan pengusaha lebih suka jika nilai tukar rupiah stabil di level Rp 9.500 per dolar AS. Melemahnya rupiah akan memengaruhi daya saing industri dalam negeri. "Jika impor tinggi, akan membuat balance of payment deficit tinggi. Ini juga berpengaruh terhadap pelemahan rupiah," paparnya.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Ahmad Ridwan mengatakan, dampak negatif depresiasi rupiah tidak hanya dialami importer, tetapi juga eksporter yang mengandalkan bahan baku impor dalam proses produksinya. "Produk ekspor menjadi tidak berdaya saing karena eksporter membeli bahan baku impor dengan harga yang mahal," katanya.

JAKARTA - Rupiah tengah menuju titik keseimbangan atau ekuilibrium baru. Setelah menembus level Rp 10.000 per USD, Bank Indonesia (BI) membiarkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News