BI dan 2 Bank Sentral Asia Tenggara Kurangi Penggunaan Dolar
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), dan Bank of Thailand (BoT) berusaha mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Tiga bank sentral itu sudah menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal (local currency settlement framework).
Dengan kesepakatan tersebut, tiga bank sentral itu mendorong transaksi dan investasi dalam mata uang lokal.
Selama ini, ketergantungan mata uang pihak ketiga seperti USD, euro (EUR), dan renminbi cukup besar dalam perdagangan antarnegara.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan, inisiatif tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong penggunaan mata uang rupiah (IDR), ringgit Malaysia (MYR), dan baht Thailand (THB) secara lebih luas. Terutama dalam transaksi perdagangan dan investasi antara ketiga negara.
’’Ini dilakukan supaya ada perluasan currency pada perdagangan dan diversifikasi agar risiko currency terjaga,’’ ujar Agus, Senin (11/12).
Secara rata-rata tahunan, nilai perdagangan Indonesia dan Malaysia pada 2010–2016 mencapai USD 19,5 miliar.
Sebanyak USD 9,3 miliar merupakan perdagangan ekspor dan USD 10,2 miliar adalah impor.
Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), dan Bank of Thailand (BoT) berusaha mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat