BI: Inflasi Batam Terus Merangkak Naik Mendekati 4 Persen
Kedua hal ini dapat memicu kelangkaan ikan segar seta menghambat jalur distribusi bahan makanan seperti cabai merah. Hal ini dapat berdampak pada produksi sayuran.
Gusti mengatakan ada sejumlah solusi yang ditawarkan kepada pemerintah. Pertama mendorong percepatan realisasi kerjasama perdagangan bahan makanan antardaerah antara lain Tanjungpinang dan Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan Batam.
"Dan Batam dengan Kabupaten Tanjungjabung, Jambi," imbuhnya.
Kemudian mendorong pemanfaatan lahan kosong di wilayah Kepri untuk pertanian bahan pangan sekaligus untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat dan bekerjasama dengan kepolisian untuk mengawasi distribusi LPG 3 kilogram agar tepat sasaran.
Karena disadari kelangkaan LPG jenis ini juga menyumbang kenaikan inflasi.
Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk, mengatakan masih ada solusi cepat untuk mengatasi kendala tingginya biaya logistik yang menyebabkan kenaikan inflasi.
Dia memberikan saran kepada pemerintah untuk mengangkut barang kebutuhan pokok dari luar dengan kapal Pelni supaya harganya lebih murah.
"Batam memang masih bergantung pada luar untuk barang kebutuhan pokok. Itulah yang membuatnya mahal karena diangkut pakai transportasi komersil," jelasnya.
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kepri mencatat inflasi Batam terus merangkak dan mendekati angka 4 persen, yakni berada di level 3,78 persen.
- PPPK 2024 Tahap II, 204 Tenaga Non-ASN Sudah Mendaftar
- Penjelasan Polisi Terkait Kronologi Bentrokan Warga dengan Pekerja di Rempang Galang Batam
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Presiden Prabowo Apresiasi Upaya Pengendalian Inflasi Daerah di Rakor Kemendagri
- Prabowo Yakin Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi